Pengantar Bisnis : Sistem produksi PT Indofood Sukses Makmur (Mie instan)
SISTEM PRODUKSI PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR (MIE INSTAN)
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu
perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi
salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.
Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak
perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya
menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang
pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood
dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang,
Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin,
Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu
Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup
didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk
dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program
pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.
Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap,
yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan
untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan
pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing
(pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :
1.
Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan
material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran
antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan
yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan
tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan
34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan
suhu 35oC.
2.
Pressing atau Pengepresan
Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke
dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa
roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi
relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada
saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen,
elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang
dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran
yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
3.
Slitting atau Pembentukan
Untaian
Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian
mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut
dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net,
sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.
4.
Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie
yang keluar dari slitter secara kontinu
dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup
tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua
menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi
mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses
gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat
tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari
penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.
5.
Cutting and Folder atau
Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong
lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,
kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan
menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
6.
Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie
didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar
panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam
waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar
air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah
penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.
7.
Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang
terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang
dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk
mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh
suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang
rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket
selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada
permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya
proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan
mie instan ini tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu
banyak karena pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM
yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.
Karakteristik
perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang
diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan
produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk
dalam jangka waktu pendek atau menengah.
Hebat http://www.catatanemak.com/2018/07/5-kriteria-kartu-kredit-yang-paling.html
BalasHapus